Promosi tanpa iklan, mungkinkah? Sebuah pertanyaan menggelitik bagi para pelaku dunia marketing khususnya yang bersinggungan dengan area promosi. Promosi merupakan sebuah tindakan mempengaruhi pasar supaya tertarik melakukan transaksi baik dengan membeli produk ataupun menggunakan jasa layanan perusahaan yang ditawarkan. Cara berpromosi sangat beragam, mulai dari membuat event guna menterkenalkan sebuah brand tertentu, menjaring komunitas, menggunakan barang promosi dan juga melakukan iklan di aneka media massa baik cetak maupun elektronik. Secara istilah di dalam promosi adalah promosi secara above the line dan below the line.
Cara berpromosi menggunakan iklan memang masih dirasa cukup menarik karena masyarakat akan dengan mudah mendapatkan informasi hasil iklan apalagi jika media iklan yang digunakan adalah yang banyak diakses publik seperti televisi dan majalah atau koran. Namun kelemahan iklan paling utama adalah biaya yang cukup besar dan impact atau efek dari iklan tersebut sering tidak terkontrol dengan baik. Apalagi saat ini sudah cukup banyak kompetitor yang siap menampung para masyarakat yang sudah teredukasi oleh iklan yang ditayangkan.
Sebagai contoh adalah iklan salah satu produk pasta gigi, katakanlah merk A, sudah mengeluarkan biaya cukup banyak untuk melakukan promosi melalui media iklan tersebut, namun ternyata edukasi via iklan juga memberikan pemahaman masyarakat untuk mencari informasi produk pesaing yang mungkin secara harga jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga produk A yang diiklankan secara gencar tersebut. Lebih menyedihkan lagi jika brand yang dikenal di masyarakat adalah brand A, namun keputusan masyarakat untuk membeli produk sejenis adalah jatuh ke pilihan brand pesaing.
Jadi Apakah Mungkin Atau Tidak?
Kembali ke pertanyaan Promosi tanpa iklan, mungkinkah? Jawabnya adalah sangat mungkin. Kini, promosi dari mulut ke mulut sudah dikemas sedemikian rupa menjadi promosi yang lebih jitu dan tertata. Promosi melalui mulut ke mulut menjadi salah satu promosi terbagus dan dikemas dalam bentuk sistem komunitas. Banyak produsen menjaring massa melalui komunitas dan diberikan wadah para anggota komunitas untuk saling sharing mengenai produk, termasuk memberikan fasilitas melaksanakan event di antara para anggota komunitas.
Penggunaan media sosial juga merupakan sarana jual dan promosi yang menarik tanpa harus beriklan. Cukup memberikan statemen-statemen ringan di dalam status media sosial, atau menampilkan adanya testimoni pengguna, maka para nasabah yang sebagian besar menjadi member atau rekan di jaringan sosial tersebut akan merespon aneka informasi menarik bahkan yang tidak terkait atau berhubungan dengan barang yang dijual. Komentar silang dari para pengguna media sosial dapat dijadikan sebagai bahan referensi penjualan yang sangat dahsyat. Penggunaan blog komunitas yang sharing mengenai produk tertentu, revie produk juga merupakan salah satu cara berpromosi tanpa iklan. Terakhir adalah memberikan merchandise atau gimmick untuk menarik minat pembeli. Merchandise merupakan media promo langsung tanpa kata-kata.
Dengan demikian pertanyaan Promosi tanpa iklan, mungkinkah? Sudah terjawab, yaitu sangat mungkin.