Beragam Merchandise Piala Dunia U-17

Salah satu cara dalam meningkatkan penjualan adalah dengan memberikan merchandise promosi. Cara ini biasa dilakukan oleh para produsen, sebagai strategi agar produknya dapat lebih dikenal secara luas. Pertanyaannya, pemberian barang promosi ini, trend atau strategi?

Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, marilah kita tilik lebih jauh tujuan dari penggunaan merchandise. Merchandise adalah cendera mata yang biasa diberikan kepada para konsumen, baik diberikan sebagai hadiah pembelian produk dalam jumlah tertentu maupun buah tangan saat mengikuti seminar-seminar yang berkaitan dengan produk.

Seperti biasa, ketika sebuah cara dinilai efektif, maka cara tersebut akan diikuti oleh hampir semua instansi yang berkaitan. Begitu pula promosi dengan cara pemberian merchandise. Hal ini dinilai efektif karena souvenir yang bertuliskan nama produk akan menyebar di kalangan masyarakat, sehingga produk tersebut terasa “lebih dekat”. Oleh karena itu, banyak produsen yang mengikuti langkah ini sebagai cara untuk meningkatkan penjualan.

Dengan banyaknya produsen yang mengikuti cara itu, maka semakin banyak nama-nama produk yang bertebaran di berbagai barang promosi. Tentu saja kita tidak asing lagi dengan nama produk yang tertera pada jam dinding promosi, tas, payung promosi, tas promosi, kaos, topi, tumbler promosi, mug, piring, maupun pulpen promosi alat-alat tulis lain.

Semakin Banyak Yang Menggunakannya

Awalnya, penggunaan souvenir atau cendera mata ini adalah sebagai langkah untuk meningkatkan penjualan. Namun, karena dianggap efektif itulah lama kelamaan cara ini digunakan oleh hampir seluruh produsen, dan akhirnya menjadi trend. Trend ini begitu kuat di masyarakat, sehingga jika ada produk yang belum menggunakan merchandise sebagai alat promosi, terasa seperti ketinggalan zaman. Bahkan, berangsur-angsur tercipta anggapan bahwa jika sebuah produk tidak menggunakan merchandise sebagai alat promosi, menjadi produk yang kurang eksklusif. Mengapa? Sebab, nama produk ini tidak melekat di hati masyarakat.

Sebagai contoh, lihat saja nama produk yang tertera di sarung ban mobil serep di bagian belakang mobil. Sarung yang dipasang pada ban serep itu sengaja dibubuhkan nama produk, agar semua orang dapat langsung membacanya, hingga akhirnya nama produk itu terasa familier.

Contoh lain, payung yang berlogo produk. Jika payung ini digunakan, nama produk yang tertera pun dapat dibaca oleh semua orang. Nama produk yang familier, akan menjadi trend dan lebih dekat dengan masyarakat. Dari sini, kepercayaan akan mudah didapat. Hal ini tentu saja akan berpengaruh dengan peningkatan penjualan. Kenyataan ini dapat diartikan bahwa strategi dan trend dapat berjalan beriringan.

Penggunaan souvenir promosi sudah pasti dipikirkan terlebih dahulu oleh para produsen, secara matang. Strategi promosi ini sudah dilakukan sejak dulu, karena efeknya yang luar biasa terhadap pengenalan produk ke masyarakat sekaligus peningkatan penjualan. Jadi, jika ada pertanyaan, merchandise promosi, trend atau strategi, jawaban yang paling tepat adalah, keduanya seperti mata uang yang tak terpisahkan.

Artikel Menarik Lainnya: